Kau tahu, Saudariku,
Besok matahari akan muncul dari arah yang sama seperti kemarin
Tangkaplah bias keemasannya jika kau merasa harimu makin gelap
Pasir gurun yang lembut itu akan tetap terbang ketika angin berhembus
Dengarkanlah bisikannya kala kau tak mendapatkan satu pun kata penghibur
Angin yang bertiup tiap malam di negerimu yang indah namun penuh dengan puing akan menyapamu malam ini
Terimalah rangkulannya saat tak ada seorang pun yang mau memberikan bahunya untuk tumpuan kesedihanmu
Aku tidak tahu rasanya menjadi dirimu
Karena aku belum pernah berperang dengan batu dan kerikil
Karena aku belum pernah memiliki saudara yang pamit pergi tapi tak pernah kembali
Karena aku belum pernah mendengar suara bom yang menghantam masjid tempat aku biasa shalat tarawih
Karena aku belum pernah melihat orang-orang mati perlahan
Karena aku belum pernah menerima ketidakadilan sebanyak yang kau terima
Karena aku belum pernah...
Kau tahu, Saudariku,
Kau begitu cantik di mataku
Dengan jilbabmu yang melambai diterpa angin
Mari tengadahkan tangan
Kita berdoa bersama
Karena hanya tinggal itulah satu-satunya keadilan yang paling manusiawi di duniamu, bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar