Kamis, 03 Januari 2013

BUKU DI PERAYAAN TAHUN BARU 2013




Karena malam tahun baru tidak saya rayakan dengan kegiatan di luar rumah, praktis saya harus memiliki kegiatan pengganti yang tidak membuat saya bosan menghabiskan malam yang penuh dengan gelegar petasan dan kembang api di mana-mana dan acara televisi yang setipe. Pilihan saya jatuh pada membaca buku. Rasanya aneh memang membaca buku di antara berisik perayaan, namun untung malam tahun baru kemarin disertai hujan yang tak kunjung henti. Saya bukan penggemar hujan tapi saya bersyukur karena hujan kemarin membantu menciptakan suasana lembut di antara gemuruh petasan.
Untungnya buku yang saya pilih memang bukan buku yang berat dan membutuhkan konentrasi penuh. Judulnya Chicken Soup for the Cat and Dog Lover’s Soul yang merupakan salah satu seri Chicken Soup. Buku ini diterbitak pertama kali tahun 1999 di Amerika Serikat namun saya membaca edisi terjemahannya. Diterbitkan di Indonesia April 2003. Saya akrab dengan seri-seri Chicken Soup semenjak SD dan tahun-tahun awal di SMP. Waktu itu memang seri tersbut sedang terkenal. Biasanya saya meminjamnya bersamaan dengan seri Goosebumpsnya R.L. Stine. Membaca Chicken Soup bisa dikatakan juga sebagai manifestasi kerinduan saya pada masa-masa remaja.
Saya menemukan Chicken Soup tentang kucing dan anjing ini di antara rak-rak buku persewaan komik langganan saya. Kecewa karena tidak ada komik baru, saya memutuskan mengambil Chicken Soup. Total halaman buku ini 446. Biasanya seri Chicken Soup sangat lekat dengan dua nama yaitu Jack Canfield dan Mark Victor Hansen sebagai editornya. Kali ini mereka berkolaborasi dengan Marty Bcker yang seorang veterinarian dan Carol Kline yang mendedikasikan dirinya di sebuah organisasi penyelamatan binatang.
Semua cerita dalam Chicken Soup for the Cat and Dog Lover’s Soul adalah tentang hubungan manusia dengan binatang, baik binatang peliharaan maupun binatang liar. Manusia bisa belajar banyak dari binatang tentang kasih sayang, kesetiaan, keberanian, disiplin, dan juga kesabaran. Banyak orang menganggap binatang menduduki posisi yang jauh lebih rendah dari manusia padahal banyak sekali cerita di mana kehidupan manusia diselamatkan oleh binatang sampai bagaimana binatang mampu membantu manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Buku ini mengajarkan bahwa jikapun memang benar binatang jauh lebih rendah dari manusia, bukan tugas menusia untuk menunjukkan kekurangan tersebut namun bagaimana menumbuhkan rasa kasih sayang di antara mereka karena ternyata keduanya saling membutuhkan.
Walaupun judulnya menyebutkan kucing dan anjing. Namun isinya tidak hanya seputar dua jenis binatang itu. Walaupun tetap kucing dan anjing mendominasi, ada juga kisah tentang burung, kuda, angsa, tupai, bahkan gorila. Jenis ceritanya juga cukup banyak karena melibatkan banyak koresponden atau orang-orang yang mengirimkan ceritanya dari seluruh penjuru Amerika Serikat. Ada juga koresponden dari Inggris. Orang-orang tersbut datang dari beragam latar belakang dan profesi. Cerita-cerita tersebut dibagi menjadi 9 bab, yaitu: Problema Cinta, Keajaiban Pertautan Jiwa, Hewan Peliharaan Sebagai Penyembuh, Pet-Pourri, Hewan Peliharaan Sebagai Bagian dari Keluarga, Hewan Peliharaan Sebagai Panutan, Binatang-binatang yang Menakjubkan, Selamat Tinggal, dan Teman Pendamping. Untuk pencinta binatang yang tertarik membaca buku ini tapi tidak punya waktu karena banyaknya halaman, bisa dengan membuka bab favorit. Walaupun dengan membaca semua bab pun, di akhir tidak akan menyesal karena penuh dengan cerita-cerita inspiratif yang disajikan dengan nada konyol maupun menyedihkan.
Tentu saja saya memiliki cerita favorit. Cerita favorit saya berjudul “Anjing Angie”. Memang agak sedikit horor. Seorang gadis bernama Angie bisa selamat dari kritis karena roh anjing kesayangannya yang bernama Prince membantu dokter yang ditelepon orang tua Angie untuk menemukan rumah mereka. Padahal saat itu salju sedang turun dengan sangat lebat dan si dokter tidak bisa mengingat-ingat belokan yang benar menuju rumah Angie. Cerita ini tergolong sederhana dan bahkan saya meragukan kebenarannya. Tapi apapun itu, saya menyukai konsep kesetiaan anjing peliharaan yang dikemas dalam cerita horor. Siapa sih yang tidak tertarik dengan cerita horor?
Tidak berarti setelah selesai membaca buku ini, saya jadi ingin untuk memiliki binatang peliharaan. Sejujurnya saya tidak pernah tertarik untuk memiliki binatang peliharaan namun buku ini membuat saya sadar bahwa saya tidak bisa seenaknya memperlakukan kucing, ayam, atau anjing di sekitar lingkungan rumah secara kasar. Sebelumnya saya sering membentak kucing yang masuk ke rumah atau mengusir ayam yang mendekat ke arah saya dengan melempar batu. Ada kemungkinan efek kesadaran saya ini hanya sementara. Tapi saya ingin bilang kalau itulah alasan mengapa saya masih terus membutuhkan buku-buku seperti ini untuk terus mengingatkan saya.  Selamat membaca!

Tidak ada komentar: